1thn, SBY menjabat menjadi Presiden ..

Posted: November 7, 2010 in Uncategorized

Ya, genap setahun sudah duet presiden dan wakil presiden Yth Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono memimpin Indonesia, pasca terpilih pada Pilpres 2009 lalu. Kini, dalam rangka memperingati 1 tahun pemerintahan SBY-Boediono ini berbagai pengamangat meluncurkan analisis, kebanyakan adalah memaparkan sisi negatif dari SBY-Boediono diantaranya politik pecitraan, ekonomi yang tidak kunjung membaik, penegakan hukum, kesejahteraan masyarakat hingga pada situasi politik yang tidak sehat akhir-akhir ini.

Dalam persfektif demokrasi : adanya pengamatan, analisis dari berbagai pakar atau pun setiap individu maupun kelompok masyarakat terhadap perjalanan 1 (satu) tahun pemerintahan SBY-Boediono baik pada sisi yang positif maupu  negatif tentunya hal yang wajar, positif maupun  negatif tentu masing-masing punya parameter atau acuan yang digunakan. Begitupun dari pihak pemerintah, pemerintah pun pastinya memiliki parameter tersendiri untuk  menyatakan ia berhasil atau gagal.

Faktanya juga, tidak hanya analisis baik secara ilmiah maupun bernilai politis yang muncul dalam memperingati 1 tahun SBY-Boediono ini. Di lapangan, demo besar-besaran berlangsung melibatkan berbagai elemen masyarakat. Umumnya seperti yang kita simak di media massa, demo atau unjuk rasa yang berlangsung menyampaikan ketidakpuasaan terhadap pemerintahan SBY-Boediono.

Menggulingkan Pemerintahan SBY-Boedino dan Reshuffle‎ Kabinet

Penilaian dan demontrasi adalah hal yang wajar selama berlangsung secara damai dan tentunya konstruktif. Namun, ada beberapa hal yang kemudian menjadi ‘tidak wajar’ dalam pengamatan saya pribadi dalam peringatan 1 tahun SBY-Boediono ini, diantaranya : pertama, yakni adanya wacana dan aksi sejumlah kelompok yang menyatakan Gulingkan SBY-Boediono. Woww… Ya, riak-riak wacana itu memang sudah berlangsung sebelumnya.

Kedua, reshuffle‎ kabinet. Ya, reshuffle‎ kabinet di Indonesia kini seakan menjadi trend yang dan kebiasaan yang muncul akibat perubahdan peta politik, dimana ujung-ujungnya kesan ‘politis’ lebih terlihat dibandingkan faktor profesionalisme dalam sebuah kinerja seorang menteri atau jabatan /posisi yang di reshuffle‎.

Khusus untuk wacana penggulingan SBY-Boediono dari kursi pemerintahan, saya melihat dan menilai ini sebagai wacana yang kekanak-kanak. Sebuah tindakan destruktif. Menggulingkan pemerintahan tentu tidak sama dengan mengulingkan kambing dalam ‘acara’ memasak kambing guling. Perlu step lanjutan sebagai sebuah solusi. Kecuali jika wacana ini dibuat hanya untu pamer / show up sebuah kelompok tertentu.

Muak! Ya, itulah satu kata yang mungkin anda akan dapatkan ketika bertanya pada ‘masyarakat awam politik’ tentang situasi politik Indonesia akhir-akhir ini. Berebut kekuasaan dan saling menjatuhkan memang memuakan. Karena, perilaku elite politik seperti inilah yang membutIndonesia jalan ditempat atau bahkan berjalan mundur dan tertinggal dari negara ASEAN lainnya sebagai perbandingan.

Hingga akhirnya, menurut saya, yang tidak kalah pentingnya dilakukan Pak Presiden SBY dan Pak Boediono kedepannya adalah menciptkan stabilisasi situasi politik, agar setiap pejabat negara fokus berkerja pada posnya masing-masing! Jangan habiskan enegeri dan uang negara hanya untuk mengurusi hal-hal yang remeh temeh. Contohlah salah satu sifat/kinerja Bapak Soeharto yang tegas dan menjalankan otoritasnya. Terkadang saya berfikir bahwaIndonesia saat ini membutuhkan seoarang diktator, seperti halnya Chavez di Venezuela, Evo Morales di Bolivia dan Ahmadinejad di Iran.

Biarkan pemerintah SBY-Boediono menyelesaikan tugasnya hingga 2014, denga tenang, karena itulah amanah mayoritas rakyat Indonesia yang memilihnya, walau jujur saja saya pribadi tidak memilih SBY-Boediono dalam Pilpres kemarin, tapi saya mengakui kemenangannnya dan percaya pada SBY-Boediono untuk menjalankan program-programnya hingga tuntas.  Baru nanti di 2014 kita mintai pertanggungjawabannya!

Tinggalkan komentar